Skripsi
baru jalan 2 bab, masih sempet-sempetnya ngereview film.... *roetfl*.... dari
pulang tadi, tangan udah gatel pengen cepet-cepet nulis review film “Kakak”
yang barusan gue tonton bareng temen-temen kuliah tadi di 21.
Berangkat
ke bioskop awalnya juga dengan otak kosong. Mau nonton apa nanti pas sampe di
sana juga kagak tahu. Gue sebenarnya udah lihat trailer “Kakak” di youtube,
dikasih tahu teman, daaannnn.... uniiikkkk.....
Berbeda
dari film genre horor yang lainnya, menurut gue “Kakak” memiliki jalan cerita
dan pembawaan yang unik. Sementara film horor lain isinya teror-teroran, pamer
dada dan paha, ditakut-takutin, di-penampak-in (ngomong apa dah gua), yang kalo
pulang dari bioskop bawaannya pengen meluk emak karena terbayang adegan-adegan
serem, film “Kakak” justru memiliki isi yang berbeda.
Film
Kakak diperankan oleh Laudya Cynthia Bella dan Surya Saputra, yang berperan
sebagai sepasang suami istri yang baru aja pindah rumah. Ini nih garis cerita
mainstream di tiap film horor baik lokal maupun film luar, film horor rata0rata
dimulai dari “pindah rumah”.
Pindah
Rumahnya mereka ini dilatarbelakangi oleh Kirana (Laudya Cynthia Bella) yang
tidak kerasan tinggal serumah dengan mertuanya, fisiknya yang lemah membuat
kandungannya gugur sebanyak 3 kali. Adi, sang suami, yang sangat cintaaaaaaa
banget sama Kirana, mengajak Kirana pindah di rumah yang baru dia beli. Iya gue
bilang cintaaaaaa banget, karena
pintar banget di sini sang penulis menghadirkan sosok suami yang spesiesnya
sudah hampir punah. Suasana teater penuh decak iri campur kocak dari
pengunjung. Banyak dialog Adi yang membuat gue dan teman teman gue (yang
isisnya mahasiswi ababil pengharap lelaki sempurna), melumer hatinya.
“Kamu
jangan bersih-bersih, sayang, kamu malas-malas saja, biar aku yang kerjain
semua...” (aheyaaaaa..... kalo punya suami kayak gitu langsung gue terjun ke
kasur dengan damai sejahtera).
“Bangun
donk, sayang. Udah aku bikinin sarapan lho...” (beda banget sama bokap gue yang
bangun-bangun malah nyariin sarapan)
Kejadian
aneh satu per satu mulai dialami oleh sepasang suami istri yang baru pindah
ini. Apalagi Kirana yang lebih banyak tinggal di rumah daripada Adi. Perabotan
rumah bergerak sendiri. Lampu nyala sendiri. Kursi bergeser sendiri. Pertama
kali melihat ini, Kirana ketakutan bukan kepalang sampe berlari keluar rumah,
saking takutnya, sesak nafasnya kumat. Dalam masa kritisnya itu, tiba-tiba ada
yang melempar inhalernya ke dekatnya.
Perlahan
Kirana mulai paham, kejadian aneh yang terjadi di rumahnya semuanya berdampak
baik padanya. Dirinya yang merasa stres, lama-lama merasa terbiasa dengan
keadaan itu dan malah merasa terbantu. Kirana lalu menjuluki makhluk yang
sering membantunya itu dengan panggilan “Kakak”.
Noh
kan unik. Kalo film horor lain pasti isinya jejeritan pada. Lagi mandi
ditakut-takutin. Lalu keluar dengan baju nggak lengkap.... ohohohho, lintas
genre nih...
Sepanjang
film diputar, antara kami jejeritan dan kami cekikikan masih lebih banyak
cekikikannya. INI FILM HOROR APA FILM KOMEDI????!!! Ceritanya dibawakan dengan
ringan. Setannya juga imut banget. Adeknya lucu... ehehehe... jadi begitu kita berlima keluar dari bioskop,
gelak tawa kami langsung pecah sejadi-jadinya. Apalagi pas kita nonton tadi ada
satu penonton gaje yang gawenya nyautin dialog si Surya Saputra.
Surya
: “Kakak di sini??”
Penonton
nggak jelas yang duduk di belakang : “Iyaaa.....”
So,
buat kamu yang udah underestimate sama film horor lokal, yang katanya isinya
kayak film porno, yang satu ini isinya beda bro. Film ini juga pas buat elo
yang pengen nonton film horor tapi nggak mau yang terlalu serem. Yang sedang
sedang lah kadarnya....
Film
ini berakhir dengan keluarga Adi-Kirana yang hidup bahagia selamanya (kayak di
cerita dongeng)... di endingnya ditayangkan kalau Kirana yang akhirnya sudah
mempunyai anak laki-laki, hidup bersama dengan si “Kakak”. Bahkan putranya juga
menyadari kehadiran “Kakak” dan ikut-ikutan memanggilnya Kakak.... sudah
dijadiin anggot keluarga gitu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar